Kenali Istilah-istilah Kayu Olahan: Plywood, Particle Board, dan Fiberboard
Apa yang dimaksud
dengan kayu olahan? Dalam industry furniture dan interior, kayu olahan
merupakan alternative sebagai bahan baku pengganti kayu solid. Ya, tujuan dari
penggunaan kayu olahan tersebut untuk menekan biaya produksi agar lebih
ekonomis dan praktis.
Baca Juga: Harga Lantai Kayu Permeter Berbagai Jenis List 2022
Kayu olahan dibuat melalui proses fabrikasi yang berupa
partikel, atau serbuk kayu seperti partikelboard. Namun, ada juga yang berupa
lapisan-lapisan kayu seperti multipleks (plywood), serta pengolahan yang
melalui proses kimiawi seperti Medium Density Fiberboard).
Ada banyak sekali istilah-istilah pada kayu olahan yang
tentu saja wajib kalian ketahui. Nah, untuk mengenal lebih jauh lagi seputar
istilah-istilah pada kayu olahan, mari kita simak saja langsung ulasannya di
bawah ini.
Mengenal Plywood
Kayu lapis atau yang biasa disebut dengan istilah Plywood,
merupakan material berbentuk lembaran irisan kayu berukuran tipis (veneer) yang
ditumpuk berlapis-lapis sampai mencapai ketebalan tertentu.
Setelah itu lembaran kayu tipis tadi akan disatukan
menggunakan lem khusus dan mesin, sehingga terbentuklah lembaran-lembaran
papan. Kekuatan inti pada plywood ini ada di bagian seratnya yang menyilang /
tegak lurus.
Jika serat pada lembar pertama berbentuk horizontal, maka
lembar di atasnya mengusung serat vertikal, kemudian di atasnya lagi memiliki
serat horizontal, dan seterusnya.
Baca Juga: 9 Langkah Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah
Setiap lapisan kayu akan dipasang berselang-seling, yang
bertujuan untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan terhadap susunan lembar-lembar
kayu tersebut, sehingga ia mampu menahan beban serta menghambat keretakan.
Biasanya plywood mempunyai bobot yang lebih berat dari
blockboard, dan teksturnya juga tidak bisa dilengkungkan atau dibengkokkan. Dai
segi harganya, plywood ini cenderung lebih mahal disbanding jenis kayu olahan
lainnya.
Adapun mengenai ukuran
lembaran plywood biasanya sekitar 2440 mm x 1120 mm dengan ketebalan yang
berkisar 4 mm, 6 mm, 9 mm, dan 12 mm. Salah satu kekurangan dari
plywood, yakni tidak tahan terhadap air.
Dikarenakan daya rekatnya menggunakan lem, maka plywood yang
terkena air secara terus-menerus bisa membuatnya terlepas.
Mengenal Particle Board
Particle board (PB) merupakan sebuah material berupa papan
kayu yang terbuat dari kayu lunak. Papan kayu tersebut diolah dengan cara
dihancurkan hingga menjadi serbuk kasar, yang kemudian dipadatkan dengan
menggunakan mesin sampai menjadi papan.
Itu sebabnya, mengapa produ particle board akan dibedakan berdasarkan
tingkat kepadatannya. Cara penghitungan pada tingkat kepadatan tersebut akan melalui
metode satuan E (Emision). Kualitas particle board bisa dianggap baik, apabila
hasil penghitungannya adalah E-0.
Mengenal Fiberboard
Penggunaan beragam jenis kayu sebagai bahan baku untuk
pembuatan fiber board hingga sampai saat ini masih berlaku, mulai dari kayu
pinus, kayu karet, kayu poplar, dan lain sebagainya.
Apabila bahan bakunya yang berupa kayu tidak tersedia secara
berkesinambungan (luas hutan sebagai penghasil kayu pasti tidak bertambah, maka
lambat laun lama industri perkayuan akan mengalami kerugian besar bahkan bisa
bangkrut.
Mengingat akan hal itu, maka dibuatlah material kayu olahan
pengganti kayu solid seperti fiberboard untuk menekan biaya produksi.
Fiberboard itu sendiri adalah salah satu jenis produk
komposit yang bahannya terbuat dari partikel-partikel kayu, kemudian diikat
dengan menggunakan perekat sintesis maupun bahan perekat lainnya.
FIber board memiliki tekstur yang lebih lentur sehingga
membuatnya mudah dibentuk. Kendati demikian, namun fiber board memiliki ukuran
dan kekuatan yang masih tetap konsisten.
Mengingat komposisinya menggunakan bahan kimia resin, maka
tak heran jika fiber board memiliki bobot yang lebih berat dari plywood dan particle
board. Alhasil, produk-produk
finishing untuk fiber board dipasaran juga sangat bervariasi seperti :
- Cat kayu
- Veneer
- PV (Polyvynil Carbonate)
- HPL
- Paper Laminated
Bukan hanya itu,
fiber board menyediakan warna dan motif yang dibuat seragam. Sebuah furniture
yang menggunakan bahan fiber board sering digunakan untuk kebutuhan furniture
praktis agar bisa diproduksi secara massal.
Menariknya lagi,
terdapat sistem knock down yang digunakan pada hampir semua industri furniture
dengan penggunaan dowel (batang kayu / plastik kecil), sampai connecting bolt
yang membuat produknya bisa dibongkar pasang dengan mudah.
Artikel Ppopuler Lainnya: Membedah Perbandingan Kayu Keruing dan Merbau
Untuk tingkat
ketebalan antar lembarnya, material fiber board ini memang memiliki tekstur
yang lebih merata jika dibandingkan dengan plywood.
Tentu saja hal itu sangat berpengaruh terhadap proses
laminasi (laminated) atau pelapisan lainnya. Dengan teksturnya yang lebih halus,
rata, dan mulus, maka pelapisannya akan menjadi lebih mudah lagi.
Sedangkan untuk tingkat kerapatan rendahnya, maka fiber
board akan dibedakan lagi menjadi 3 bagian yakni LDF (Low Density Fiberboard),
MDF (Medium Density Fiberboard), dan HDF (High Density Fiberboard).
Perbedaan Jenis-jenis Fiberboard: LDF, MDF, HDF
Tentang LDF
Istilah LDF
adalah singkatan dari Low Density Fiberboard, yang mana ia merupakan tingkat
kerapatan paling rendah. Fiber board dengan kualitas LDF ini memiliki tingkat
kerapatan kurang dari 0,4 g / cm3.
Tentang MDF
Sementara istilah
MDF singkatan dari Medium Density Fiberboard yang tingkat keratapannya, diatas
LDF. Menurut informasi yang didapat, fiber board yang berkualitas MDF mempunyai
tingkat kerapatan sekitar 0,4 - 0,8 g / m3.
Salah satu
keunggulan dari MDF, yakni memiliki permukaan dengan tekstur yang lebih halus
sehingga bisa mempercantik aneka furniture.
Saat diberi cat
tambahan, maka hasilnya pun akan jauh lebih menarik lagi karena tidak ditemui
adanya permukaan yang berlobang atau berpori-pori besar. Tak cuma itu, bahkan
papan MDF juga memiliki bobot yang ringan sehingga cocok dijadikan Lantai
Kayu Laminated, meja kantor, dan rak.
Meski berbobot ringan, namun tingkat kekuatan pada papan
kayu MDF tidak bisa dianggap remeh lho. Hal itu terbukti, yang mana papan MDF
kerap dijadikan lemari maupun furniture yang berukuran besar.
Dibalik berbagai keunggulannya, papan MDF juga memiliki
kekurangan yang salah satunya mudah menyerap air. Pastinya hal itu akan
menimbulkan masalah, karena funiturenya bisa menjadi lembap dan mudah lapuk.
Sedari itu, mengapa furniture yang berbahan MDF harus
ditempatkan di area-area yang jauh dari jangkauan air. Selain mudah menyerap
air, papan MDF juga tidak terlalu kuat untuk mengkat paku maupun skrup pada
bagian yang tebalnya.
Baca Juga: Daftar Harga Lantai Parket Kayu Jati dan Merbau di Bandung 2021
Bahkan lem putih pun tidak bisa dipakai untuk merekatkan
pada bagian permukaan yang mengkilap. Dalam proses perakitan papan MDF, maka
harus dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli dibidangnya.
Tentang HDF
High Density Fiberboard memiliki kualitas yang lebih bagus
dibanding MDF, dan LDF. Untuk tingkat kerapatannya, HDF memiliki tingkat
kerapatan mencapai lebih dari 0,8 g / cm3. Adapun mengenai beragam keunggulan
dan kekurangan HDF seperti berikut :
Keunggulan
- Tidak mudah pecah dan retak
- Tahan terhadap pelengkungan
- Tidak menyusut
- Tidak memiliki pori-pori
- tekstur yang lebih halus dan mulus
- Proses pengerjaan yang simple dan mudah
Kekurangan
- Tidak sekuat kayu solid
- Tidak tahan terhadap air dan kelembapan
- Cukup rentan terhadap kerusakan akibat benturan
Nah, itulah istilah-istilah yang terdapat pada produk kayu olahan, sehingga kamu tidak akan salah lagi dalam penyebutan saat hendak membelinya.
Terimakasih telah membaca artikel ini hingga selesai dan selamat bertemu di artikel informatif seputar kayu selanjutnya ya!