Memahami Fungsi dan Jenis-jenis Ukuran Batu Split
Pada umumnya, batu split ini memiliki fungsi utama sebagai bahan gabungan utama untuk pengerjaan beton cor.
Biasanya batu split akan dicampur dengan bahan material lainnya, seperti pasir, semen dan air.
Setelah semua bahan material
tersebut tercampur rata, maka adonan akan dicetak yang sesuai dengan kebutuhan
penggunaan.
Selain berfungsi sebagai bahan campuran beton cor, ternyata batu split juga masih bisa dipergunakan untuk berbagai kebutuhan konstruksi bangunan lainnya lho.
Nah,
untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai berbagi jenis ukuran batu split,
mending kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.
Jenis-jenis Ukuran Batu Split
1. Batu Split Berukuran 0 – 5 mm
Material batu
split dengan ukuran 0 – 5 mm ini merupakan bahan utama dalam proses pembuatan
gorong-gorong dan batako press.
Artikel Terkait: Harga Batu Split di Bandung
2. Batu Split Berukuran 5 – 10 mm
3. Batu Split Berukuran 10 – 20 mm
4. Batu Split Berukuran 20 – 30 mm
5. Batu Split Jenis Agregat A
Penggabungan bahan komposisi tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya.
Dengan kata lain, jenis batu split agregat A biasa digunakan sebagai bahan untuk
pengecoran dinding, penciptaan dinding serta gabungan bahan beton cor.
6. Batu Split Jenis Agregat B
Faktor pembeda antara agregat A dengan agregat B, yakni terdapat pada komposisi tanah.
Namun, penggabungan bahannya itu tidak menjadi patolan dalam komposisi pada
setiap bahan, sehingga komposisi bahan tersebut akan disesuaikan dengan jenis
kebutuhan.
Itu artinya, batu split jenis agregat B biasa digunakan untuk bahan rimbunan mulai
pengerasan jalan dengan destinasi, yang bertujuan untuk meratakan serta
mengikat lapisan batu split yang digelar pada lapisan di atasnya.
7. Batu Split Jenis Agregat C
Batu split jenis agregat C ini kerap dinamai dengan istilah “asalan”, karena komposisi materialnya yang memang tidak beraturan.
Adapun mengenai komposisi materialnya yang terdiri dari tanah, abu batu, pasir, dan jenis batu split apa saja yang tidak beraturan.
Pada umumnya, batu split jenis agregat C biasa digunakan untuk
pengurukan lahan, reklamasi, dermaga, dan lain sebagainya.
Baca juga: Inilah Jenis-jenis Kayu Paling Keras di Indonesia
8. Batu Gajah
Batu gajah
pun kerap menghasilkan bahan beton pemecah ombak, bahan reklamasi pantai, bahan
untuk menciptakan dermaga kecil, atau yang umumnya digunakan utnuk bahan
pondasi konstruksi bangunan.
Kekurangan Jenis Batu Split 0 - 5 mm (Abu Batu)
Dibalik beberapa keunggulan yang dimilikinya, ternyata ada beberapa kekurangan dari jenis batu split 0 – 5 mm atau abu batu yang harus kalian ketahui.
Mengingat ia
merupakan jenis batu dengan ukuran paling kecil serta bertekstur halus, tentu
saja abu batu menjadi mudah terbawa angin maupun air.
Apabila tidak segera digunakan, maka jumlah abu batu ini akan berkurang lho! Tak hanya itu saja, jenis abu batu juga memiliki tekstur yang cukup tajam dan berukuran kecil sehingga beresiko terhirup.
Jika batu ini terhirup, maka kamu akan merasakan dampak seperti saat menghirup abu vulkanik gunung berapi yang meletus.
Semakin sering kamu menghirupnya, tentu saja hal tersebut sangat tidak bagus untuk masalah kesehatan terutama pada saluran pernafasan yang akan terganggu.
Bahkan,
efek gangguannya pun akan sama seperti gangguan ketika kamu menghirup polusi
atau abu dari gunung berapi.
Tak hanya mengganggu pernafasan, penggunaan jenis abu batu juga dapat mengganggu penglihatan.
Adapun mengenai beberapa efek atau dampak buruknya, mulai dari gangguan mata ringan seperti iritasi hingga gatal-gatal.
Kendati demikian,
belum ada satu kasus serius perihal gangguan abu batu saat masuk kedalam mata.
Kekurangan berikutnya dari jenis abu batu yang jarus kamu ketahui, yakni cukup sulit dijumpai dipasaran. Mengapa demikian?
Pasalnya, hal itu dikarenakan abu batu
merupakan produk sampingan dari proses pemecahan batu kali menjadi split.
Dengan kata lain, jika tempat pemecahan batunya tidak mendapat pesanan, maka ada kemungkinan abu batu juga tidak akan tersedia dipasaran.
Tak hanya itu, dari
segi jumlahnya pun tidak bisa dipastikan karena sangat tergantung dari seberapa
banyak jumlah batu yang akan dipecah atau dibelah.
Kesimpulannya,
jenis abu batu ini tidak ideal digunakan untuk konstruksi-konstruksi yang
berat.